Penjara889: Sejarah dan Kontroversi Terbesar di Indonesia
Sejarah Penjara889
Penjara889, atau lebih dikenal dengan nama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, merupakan salah satu penjara tertua di Indonesia. Didirikan pada tahun 1864 oleh pemerintah Hindia Belanda, penjara ini awalnya bernama Depot Cipinang. Selama era kolonial Belanda, Penjara889 digunakan sebagai tempat penahanan politik untuk para pelaku resistansi rakyat Indonesia yang berani bertentangan dengan penjajah Belanda.
Perubahan Fungsi Penjara889
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, fungsi Penjara889 berubah menjadi tempat penahanan bagi para penyalahguna hukum umum. Namun, seiring berjalannya waktu, Penjara889 kembali menjadi salah satu tempat penahanan bagi para tersangka kasus korupsi tingkat tinggi di Indonesia.
Profil Penjara889
Penjara889 terletak di Jalan Raya Cipinang Besar Timur, Jakarta Timur. Luas kawasan penjara ini mencapai 14,5 hektar, dan dapat menampung hingga 2.500 narapidana. Namun, saat ini penjara ini tercatat menjadi overcapacity, dengan jumlah narapidana yang mencapai 3.500 orang.
Fasilitas Penjara889
Meski terkenal dengan keadaan yang sangat keras, Penjara889 juga menyediakan beberapa fasilitas bagi narapidana. Beberapa fasilitas yang ada antara lain, ruang ibadah, klinik, rumah sakit, dan sekolah. Narapidana yang sudah mencapai tingkat tertentu juga diizinkan bekerja di dalam penjara, baik itu sebagai tukang kayu, tukang batu, atau pemangku acara ibadah.
Kontroversi Besar di Penjara889
Sejak penjara ini didirikan, Penjara889 telah menjadi pusat kontroversi besar di Indonesia. Salah satu kontroversi yang paling dikenal adalah kasus pelacuran yang terjadi pada tahun 1970-an. Pada saat itu, beberapa narapidana wanita di Penjara889 diduga melakukan pelacuran di dalam penjara, dan menjadi sumber utama penyebaran penyakit kelamin berbahaya (PKB).
Kasus Korupsi di Penjara889
Kasus korupsi juga tidak terlepas dari Penjara889
Penjara889
©2025 Penjara889. All rights reserved | 18+